Saturday, July 5, 2014

Sejarah Hari

Banyak orang di masa lalu, 
percaya bahwa langit itu berlapis 
tujuh. Ini berkaitan dengan 
pengetahuan mereka tentang 
ada-nya tujuh benda langit utama dengan jarak yang 
berbeda-beda. Kesimpulan ini 
lahir dari pengamatan mereka 
atas gerakan benda-benda 
tersebut. Benda langit yang lebih 
cepat gerak-nya di langit dianggap lebih dekat jarak-nya. 
Lalu mereka menggambar-kan 
seolah-olah benda-benda 
tersebut berada pada lapisan 
langit yang berbeda-beda, 
mengelilingi Bumi yang berada di tengah-tengah. 

Di langit pertama ada Bulan, 
benda langit yang bergerak 
tercepat sehingga disimpul-kan 
sebagai yang paling dekat. Langit kedua ditempati Merkurius 
(Bintang Utarid). Venus (Bintang 
Kejora) berada di langit ketiga. 
Sedang-kan matahari ada di 
langit keempat. Di langit kelima 
ada Mars (Bintang Marikh). Di langit keenam ada Jupiter 
(Bintang Musytari). Langit 
ketujuh ditempati Saturnus 
(Bintang Siarah/Zuhal). Inilah 
keyakinan lama yang 
menganggap Bumi sebagai pusat alam semesta. 

Orang-orang dahulu (khususnya 
Romawi dan Yunani) juga percaya 
bahwa ketujuh benda langit itu 
adalah dewa-dewa yang memengaruhi kehidupan di Bumi. 
Pengaruh-nya bergantian dari 
jam ke jam, dengan urutan mulai 
dari yang terjauh (menurut 
pengetahuan mereka) yaitu 
Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan. Pada jam 00.00, 
Saturnus-lah yang dianggap 
berpengaruh pada kehidupan 
manusia. Karena itu, hari 
pertama disebut Saturday (hari 
Saturnus) dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa 
Indonesia. Ternyata, jika kita 
menghitung hari sampai tahun 1 
Masehi, tanggal 1 Januari tahun 
1, memang jatuh pada hari 
Sabtu. (Hitunglah dengan cermat dan jangan sampai keliru yah ^^!) 

Bila diurut selama 24 jam, jam 
00.00 berikut-nya jatuh pada 
Matahari. Jadi-lah hari itu 
sebagai hari Matahari (Sunday). Setelah Sun’s day adalah 
Moon’s day (Monday). Hari 
berikut-nya adalah Tiw’s day 
(Tuesday). Tiw adalah nama 
Anglo-Saxon untuk Dewa Mars 
(dewa perang Romawi kuno). Berikut-nya adalah Woden’s day 
(Wednesday). Woden adalah nama 
Anglo-Saxon untuk Dewa 
Merkurius (dewa perdagangan 
Romawi kuno). Berikut-nya lagi 
Thor’s day (Thursday). Thor adalah nama Anglo-Saxon untuk 
Dewa Jupiter (dewa Petir, raja 
para dewa Romawi). Terakhir 
adalah Freyja’s day (Friday). 
Freyja adalah nama Anglo-Saxon 
untuk Dewi Venus (dewi kecantikan Rowawi kuno). 

Jumlah hari yang ada tujuh itu, 
dalam bahasa Arab, nama-nama 
hari-nya disebut berdasarkan 
urutan: satu, dua, tiga, sampai tujuh, yakni ahad, itsnain, 
tsalatsah, arba’ah, khamsah, 
sittah, dan sab’ah. Bahasa 
Indonesia mengikuti penamaan 
Arab ini, sehingga menjadi Ahad, 
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, dan Sabtu. Hari keenam 
disebut secara khusus: Jum’at, 
sebab itu-lah penamaan yang 
diberi-kan Allah di dalam Al- 
Qur’an, yang menunjuk-kan 
ada-nya kewajiban shalat Jum’at berjamaah. 

Penamaan Minggu berasal dari 
bahasa Portugis, Dominggo, yang 
berarti hari Tuhan. Ini berdasar- 
kan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. 
Tetapi, orang Islam tidak 
mempercayai hal itu (berbeda 
agama maka beda pula cerita 
yang dicerita-kan agama masing- 
masing), sehingga lebih menyukai pemakaian “Ahad” daripada 
“Minggu”. sampai sekarangpun 
nama itu masih dipakai..

No comments: